Profil Desa Kabunderan

Ketahui informasi secara rinci Desa Kabunderan mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.

Desa Kabunderan

Tentang Kami

Profil Desa Kabunderan, Kecamatan Karanganyar, Purbalingga. Mengulas potensi sebagai desa agraris dengan luas 3,12 km² dan populasi 3.467 jiwa. Fokus pada sektor pertanian padi, palawija, dan gula kelapa sebagai penopang utama ekonomi masyarakat.

  • Lumbung Pangan Kecamatan

    Merupakan desa agraris murni yang menjadi salah satu pemasok utama komoditas pangan, terutama padi, di Kecamatan Karanganyar.

  • Batas Wilayah Strategis

    Berbatasan langsung dengan Kabupaten Banjarnegara, memberikannya posisi penting secara geografis dan administrasi antar-wilayah.

  • Pembangunan Berbasis Pertanian

    Program pembangunan desa sangat terfokus pada penguatan infrastruktur penunjang pertanian, seperti irigasi dan jalan usaha tani, untuk kesejahteraan petani.

Pasang Disini

Jauh dari kebisingan perkotaan, di salah satu sudut Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Purbalingga, terdapat sebuah desa bernama Kabunderan. Desa ini merepresentasikan wajah pedesaan Jawa yang otentik, di mana kehidupan agraris masih menjadi napas utama masyarakatnya. Dikelilingi oleh hamparan sawah dan kebun, Desa Kabunderan menyimpan potensi dalam kesederhanaan, dengan komoditas pertanian sebagai tulang punggung ekonomi dan semangat gotong royong sebagai perekat sosial warganya.

Meskipun tidak sepopuler desa-desa industri di sekitarnya, Kabunderan memiliki peran strategis sebagai salah satu lumbung pangan di Kecamatan Karanganyar. Desa dengan Kode Pos 53354 ini menjadi saksi bagaimana tradisi bertani diwariskan dari generasi ke generasi, berpadu dengan upaya adaptasi terhadap tantangan zaman. Profil ini akan mengupas lebih dalam mengenai kondisi geografis, tatanan pemerintahan, potensi ekonomi, serta kehidupan sosial masyarakat Desa Kabunderan, sebuah potret desa agraris yang berjuang menjaga eksistensinya.

Letak Geografis dan Tatanan Wilayah

Desa Kabunderan secara administratif merupakan bagian dari Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Purbalingga, Provinsi Jawa Tengah. Lokasinya yang cenderung berada di pedalaman menjadikannya sebuah wilayah yang tenang dan asri, jauh dari hiruk pikuk jalur utama. Posisi geografisnya yang didominasi oleh lahan pertanian memberikan karakteristik khas sebagai desa agraris.

Berdasarkan data resmi pemerintah, batas-batas wilayah Desa Kabunderan telah ditetapkan untuk memberikan kepastian administrasi dan perencanaan pembangunan. Berikut merupakan detail batas-batas wilayah desa:

  • Sebelah Utara
    Berbatasan langsung dengan Desa Jambudesa, Kecamatan Karanganyar.
  • Sebelah Timur
    Berbatasan dengan Desa Karangasem dan Desa Kaliori, keduanya di Kecamatan Kalibening, Kabupaten Banjarnegara. Batas ini sekaligus menjadi batas antar-kabupaten.
  • Sebelah Selatan
    Berbatasan dengan Desa Maribaya, Kecamatan Karanganyar.
  • Sebelah Barat
    Berbatasan dengan Desa Karanganyar, yang merupakan pusat pemerintahan kecamatan.

Desa Kabunderan memiliki luas wilayah 3,12 km². Dengan jumlah penduduk yang tercatat sebanyak 3.467 jiwa (berdasarkan data tahun 2024), maka tingkat kepadatan penduduknya ialah sekitar 1.111 jiwa per km². Angka ini menunjukkan distribusi populasi yang relatif seimbang dengan luas wilayahnya, memungkinkan pemanfaatan lahan yang optimal untuk pertanian maupun pemukiman. Wilayah desa terbagi menjadi beberapa dusun, 4 Rukun Warga (RW) dan 22 Rukun Tetangga (RT) yang menjadi struktur dasar dalam pelayanan dan koordinasi kemasyarakatan.

Pemerintahan Desa dan Arah Pembangunan

Pemerintahan Desa Kabunderan dijalankan oleh seorang Kepala Desa beserta jajaran perangkatnya, yang bekerja di bawah naungan Balai Desa Kabunderan. Fokus utama pemerintahan ialah memberikan pelayanan prima kepada masyarakat dan melaksanakan program-program pembangunan yang bersumber dari berbagai alokasi dana, termasuk Dana Desa (DD). Transparansi pengelolaan anggaran dan perencanaan yang partisipatif menjadi kunci untuk mendapatkan kepercayaan dan dukungan warga.

Pembangunan di Desa Kabunderan diarahkan untuk mendukung pilar utama ekonominya, yaitu pertanian. Pembangunan infrastruktur seperti rehabilitasi jaringan irigasi, pemeliharaan jalan usaha tani (JUT), dan pembangunan talud penahan longsor menjadi prioritas. Hal ini sangat vital mengingat kontur wilayah yang sebagian berbukit dan pentingnya pasokan air yang stabil untuk persawahan.

"Kebutuhan utama petani kami adalah akses jalan yang memadai untuk mengangkut hasil panen dan ketersediaan air irigasi yang lancar. Oleh karena itu, sebagian besar alokasi dana pembangunan kami arahkan untuk menjawab kebutuhan tersebut," ujar salah seorang tokoh masyarakat desa. Upaya ini menunjukkan pemahaman mendalam dari pemerintah desa terhadap denyut nadi kehidupan warganya, memastikan bahwa setiap program pembangunan memberikan dampak langsung terhadap peningkatan kesejahteraan petani.

Potensi Ekonomi Berbasis Pertanian

Berbeda dengan beberapa desa tetangganya yang memiliki industri kerajinan menonjol, kekuatan ekonomi Desa Kabunderan murni bertumpu pada sektor pertanian. Lahan yang subur dan iklim yang mendukung menjadikan desa ini sebagai produsen penting berbagai komoditas pertanian.

Pertanian Tanaman Pangan: Sawah yang terhampar luas di sebagian besar wilayah desa menjadi ladang utama bagi petani untuk menanam padi. Sebagai lumbung pangan, Desa Kabunderan berkontribusi dalam menjaga ketahanan pangan di tingkat kecamatan. Dalam setahun, para petani bisa melakukan dua hingga tiga kali masa tanam, bergantung pada ketersediaan air. Selain padi, tanaman palawija seperti jagung, singkong, dan kacang-kacangan juga banyak dibudidayakan sebagai bagian dari rotasi tanaman untuk menjaga kesuburan tanah.

Perkebunan dan Hortikultura: Di lahan-lahan tegalan dan pekarangan, warga menanam berbagai jenis tanaman perkebunan, terutama kelapa. Pohon kelapa tidak hanya diambil buahnya, tetapi niranya juga disadap oleh sebagian warga untuk diolah menjadi gula kelapa (gula merah). Meskipun skalanya tidak sebesar di desa sentra, usaha gula kelapa ini menjadi sumber pendapatan tambahan yang signifikan. Selain itu, tanaman hortikultura seperti sayur-mayur dan buah-buahan (pisang, pepaya) juga dibudidayakan untuk konsumsi lokal maupun dijual ke pasar terdekat.

Sektor peternakan, terutama ternak kambing, domba, dan unggas, juga berkembang sebagai usaha sampingan yang dikelola oleh rumah tangga petani. Ternak ini menjadi tabungan hidup sekaligus sumber pupuk kandang untuk menyuburkan lahan pertanian, menciptakan sistem pertanian terpadu yang berkelanjutan.

Kehidupan Sosial dan Budaya

Masyarakat Desa Kabunderan dikenal memiliki ikatan sosial yang kuat dan menjunjung tinggi nilai-nilai gotong royong. Tradisi seperti kerja bakti untuk membersihkan lingkungan, memperbaiki fasilitas umum, atau membantu tetangga yang sedang memiliki hajatan masih terpelihara dengan baik. Semangat kebersamaan ini menjadi fondasi yang kokoh dalam menjaga kerukunan dan keharmonisan desa.

Dalam bidang pendidikan, Desa Kabunderan menyediakan akses pendidikan dasar melalui SD Negeri 1 Kabunderan dan SD Negeri 2 Kabunderan. Keberadaan dua sekolah dasar ini memastikan anak-anak usia sekolah di seluruh penjuru desa dapat mengenyam pendidikan formal dengan mudah. Selain itu, lembaga Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan Taman Kanak-kanak (TK) juga aktif menyelenggarakan pendidikan prasekolah, mempersiapkan generasi muda sejak dini.

Dari sisi budaya, tradisi dan ritual yang berkaitan dengan siklus pertanian, seperti syukuran saat panen (sedekah bumi), kadang masih dilaksanakan oleh kelompok-kelompok petani sebagai wujud rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa. Kesenian tradisional lokal, meskipun tidak selalu tampil secara rutin, tetap menjadi bagian dari memori kolektif warga dan seringkali ditampilkan dalam acara-acara khusus seperti perayaan hari kemerdekaan atau hajatan desa.

Tantangan dan Harapan Desa Agraris

Desa Kabunderan adalah representasi dari desa agraris yang tangguh. Di tengah tantangan modernisasi, seperti minat generasi muda untuk bekerja di sektor non-pertanian dan fluktuasi harga komoditas, desa ini terus bertahan dengan bertumpu pada kekayaan alam dan kearifan lokalnya. Pemerintah desa dan masyarakatnya menunjukkan resiliensi dengan terus berfokus pada penguatan infrastruktur pertanian sebagai basis utama kehidupan.

Ke depan, tantangan terbesar bagi Kabunderan adalah meningkatkan nilai tambah hasil pertanian. Program-program seperti pelatihan pascapanen, pengolahan hasil pertanian menjadi produk turunan (misalnya keripik singkong, tepung mocaf), dan pengenalan teknik pertanian modern yang lebih efisien dapat menjadi solusi. Mendorong regenerasi petani melalui insentif dan program khusus bagi pemuda juga krusial untuk keberlanjutan sektor ini.

Dengan fondasi sosial yang kuat dan potensi alam yang melimpah, Desa Kabunderan memiliki semua modal yang diperlukan untuk berkembang menjadi desa agraris yang maju dan sejahtera, tanpa harus kehilangan identitas dan kearifan lokal yang telah diwariskan selama berabad-abad.